Minggu, 25 April 2010

Persamaan akuntansi

Pada dasarnya semua pekerjaan akuntansi berkisar pada pengetahuan dasar akuntansi yaitu “Persamaan Akuntansi”
ASSETS = EQUITIES
Assets = Semua harta (kekayaan ) yang dimiliki oleh suatu perusahaan seperti uang tunai, Gedung, tanah dll.
Equities = klaim atas kepemilikan kekayaan tersebut

Sumber kekayaan suatu perusahaan dapat berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri) dan pinjaman dari pihak tertentu (hutang) atau modal asing

Sehingga persamaan akuntansi menjadi :
ASSETS = HUTANG + MODAL
(ASSETS = LIABILITIES + CAPITAL)

Setiap transaksi yang dicatat ke dalam persamaan akuntansi tidak akan mempengaruhi keseimbangan ruas kiri dan ruas kanan.

Contoh :
Tuan Zulidamel membuka usaha dengan uang tunai Rp. 60.000.000,- yang berasal dari uang sendiri Rp.40.000.000,- dan pinjaman dari Bank BNI 46 Rp.20.000.000,-
Selanjutnya tuan Zulidamel melakukan transaksi sbb:
Membeli sebuah toko secara tunai Rp.15.000.000,-
Dibeli barang dagang seharga 20.000.000,-
Dibeli invetaris toko Rp.5.000.000,- Secara kredit dengan uang muka 10 %
Dijual barang dagang secara tunai seharga 700.000,-
Dibayar utang ke BNI 46 sebesar 5.000.000,-

Dari keterangan di atas terlebih dahulu kita perluas persamaan akuntansi dalam beberapa kelompok, sehingga kita peroleh :
Asset kita bagi atas Cash, Barang dagang, Gedung & perlengkapan sedangkan Pasiva terdiri dari Hutang dan Modal. selanjutnya berdasarkan keterangan atas dicatat ke dalam persamaan akuntansi tersebut. Hasilnya akan terlihat SBB:



(JPS)

Bagian Gudang Material

Bagian gudang material adalah bagian yang bertanggungjawab menerima, menyimpan dan mendistribusikan material produksi. Dalam proses penerimaan barang bagian gudang bersama dengan Bagian pengendali mutu dan PPC Supply berfungsi sebagai bagian penerimaan. Selanjutnya bagian gudang menyimpan barang yang diterima sampai barang tersebut didistribusikan.

Deskripsi Kerja Bagian Gudang Material :
1. Mencatat penerimaan material dari supplier
2. Menyimpan material di gudang
3. Mencatat distribusi material untuk produksi.
4. Membuat surat jalan untuk material yang dibawa keluar lokasi pabrik
5. Menerbitkan laporan posisi persediaan untuk keperluan operasional

Prosedure kerja bagian gudang
1. Bersama dengan bagian pengendali mutu menerima barang dari supplier dimana bagian gudang bertanggung jawab menghitung jumlah fisik barang yang diterima.
2. Mencatat jumlah barang yang diterima melalui terminal yang tersedia di gudang, sesuai dengan jumlah barang yang diterima. Dokumen pengantar barang harus telah diperiksa oleh petugas penerima dan Quality Control.
3. Berita Acara Penerimaan harus segera dapat didistribusikan ke PPC Supply untuk diperiksa dan dilegalisasi oleh PPC manager. Selanjutnya diteruskan ke bagian pembelian dan administrasi keuangan.
4. Mencatat pengeluaran barang dari gudang berdasarkan bon permintaan barang untuk produksi. Barang yang dikeluarkan selain bahan pembantu harus tercatat dalam alokasi material.
5. Mencatat barang sisa produksi berdasarkan bon pengembalian barang sisa produksi yang masih dapat dipakai. Bon barang sisa produksi dibuat oleh bagian produksi (Shift leader) dan pengembalian material harus sesuai dengan identifikasi permintaan material.
6. Membuat laporan persedian untuk keperluan operasional dan ditempelkan pada papan informasi. (JPS)

Harga Pokok

Harga pokok dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah salah satu komponen dari laporan laba rugi, yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Bila berbicara mengenai HPP, kita temukan 3 macam harga pokok yaitu harga pokok persediaan, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan.

Ketiganya adalah komponen yang yang saling terkait namun bila kita mendengar perkataan HPP, maka kita harus konsen mana yang dimaksudkan. Permasalahan itu timbul karena perbedaan kebutuhan masing-masing tingkat manajemen. Manajer bagian pembelian (Purchase Manager) lebih fokus pada harga pokok persediaan, manajer produksi (production manager) atau manajer operasional (Operation Manager) lebih focus pada harga pokok produksi. Manajemen tingkat puncak tentunya akan lebih cenderung focus pada harga pokok penjualan.

Komponen yang paling besar dalam operasional perusahaan pada perusahaan dagang maupun perusahaan industri adalah persediaan. Karena harga pokok persediaan adalah bagian dari persediaan yang telah digunakan, Jadi perhatian lebih besar ditujukan pada harga pokok persediaan cukup beralasan. Namun hal itu tidak cukup bagi manajer operasional karena komponen biaya produksi baik biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead pabrik juga merupakan komponen penting yang berada dalam ruang lingkup tugasnya. Karena itu manajer produksi atau manajer operasional pada perusahaan industri akan focus pada harga pokok produksi yaitu Harga pokok persediaan ditambah biaya produksi. Perusahaan Jasa tidak memiliki kedua komponen tersebut sehingga pada perusahaan jasa jelas hanya harga pokok yang terdiri dari biaya biaya operasional.

Walaupun harga pokok adalah bagian dari laporan laba rugi namun laporan harga pokok juga dilaporkan secara terpisah. Bentuk laporan harga pokok disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan metode akuntansi yang dipilih. Metode pepertual inventory adalah metode yang banyak digunakan pada system akuntansi computer namun masih banyak akuntan yang sangat familiar dengan metode Phisikal Inventori. Metode phisikal inventori semakin ditinggalkan karena system akuntansi computer dengan metode perpetual dapat memberikan informasi setiap saat tanpa harus menunggu perhitungan fisik persediaan bahkan dapat menampilkan hasil perhitungan harga pokok untuk suatu product yang akan diproduksi. Dengan demikian diperoleh laporan harga pokok dalam bentuk rencana dan laporan harga pokok realisasi.

Laporan Harga Pokok.

Laporan harga pokok adalah sebuah kertas kerja berupa perhitungan secara sistematis. Pada sistem akuntansi Manual biasanya hanya ditampilkan secara periodik namun sistem akuntansi komputer dengan menerapkan metode perpetual inventory dapat menghasilkan informasi secara visual kapan saja. Hal ini dapat dilakukan karena metode perpetual melakukan perhitungan berdasarkan transakasi yang telah di catat ke sistem komputer sedangkan metode Phisik melakukan perhitungan berdasarkan selisih antara persediaan awal ditambah mutasi dan dikurangi dengan sisa. Untuk mendapatkan sisa tentunya melalui perhitungan Phisik. Metode Phisik biasanya hanya menampilkan HPP secara keseluruhan pada satu periode tertentu sedangkan metode perpetual menghasilkan laporan HPP secara spesifik misalnya untuk satu produk tertentu.

Untuk memahami komponen dari harga pokok, perhatikan hubungan komponen-komponen berikut :
• Harga pokok penjualan = Harga Pokok Produksi + Biaya penjualan
• Harga Pokok Produksi = Harga Pokok Persediaan + Biaya Produksi
• Harga Pokok Persediaan = Bagian Persediaan Bahan Baku yang digunakan dalam Proses Produksi.
• Persediaan = Pembelian bahan baku + biaya pembelian
• Biaya penjualan = Biaya-biaya yang diperlukan untuk menjual
• Biaya Produksi = biaya tenaga kerja + Biaya overhead pabrik

Selanjutnya Komponen-komponet dapat kita susun secara hirarchi sbb:
Harga Pokok Penjualan :
a.Harga Pokok Produksi
a.1 Harga Pokok Persediaan
a.1.1 Biaya bahan baku yang dipakai
a.1.2 Biaya pembelian
a.2 Biaya Tenaga kerja lanhsung
a.3 Biaya overhead pabrik
a.3.1 Biaya bahan pembantu/penolong
a.3.2 Biaya tenaga kerja tidak langsung
a.3.3 Biaya listrik dan penerangan pabrik
a.3.4 Biaya penyusutan gedung Pabrik
a.3.5 Biaya penyusutan Mesin
a.3.6 Biaya proses produksi lainnya
a.4 Biaya Penjualan
a.4.1 Biaya pengepakan
a.4.2 Ongkos angkut penjualan (Biaya Delivery)
a.4.3 Biaya Penjualan lainnya

Pada sistem akuntansi komputer komponen tersebut langsung disusun dalam klasifikasi rekening buku besar.

Pada metode Phisical Inventory disusun sbb:
Barang Jadi Awal, 1 Jan yyyy
Barang Jadi awal
1. Barang Dalam Proses Awal, 1 Jan yyyy
1.1 Pemakaian Bahan Baku
1.1.1 Bahanbaku awal ,1 jan
1.1.2 Pembelian Bahan baku
1.1.2.1 Biaya angkut pembelian
1.1.2.2 Retur Pembelian
Pembelian Bersih
1.1.3 Bahan baku yang tersedia Utk Dipakai
1.1.4 Bahan Baku Akhir 31 Des

2. Harga Pokok Bahan Baku yg dipakai
2.1 Biaya tenaga kerja Langsung
2.2 Biaya Overhead Pabrik
2.1.1 Bahan Pembantu/Penolong
2.1.2 Biaya tenaga kerja tak Langsung
2.1.3 Biaya listrik & Penerangan Pabrik
2.1.4 Penyusutan Gedung Pabrik
2.1.5 Penyusutan mesin
2.1.6 Asuransi pabrik
2.1.7 Biaya Pabrikasi lainya
Jumlah Biaya Overhead

3. Barang Dalam Proses Akhir, 31 Des
Harga Pokok Produksi

4. Barang yang terdia untuk dijual
Barang jadi 31 Des yyyy
Jumlah Barang yg Dijual

Biaya Penjualan :
• Biaya Pengepakan
• Ongkos angkut Penjualan
• Komisi Penjualan
• Biaya Penjualan Lainnya
Jumlah Biaya Penjualan
Jumlah Harga Pokok Penjualan

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh Harga pokok dari data yang dikrimkan oleh Nuri sbb :


Laporan Harga Pokok

(JPS)

PPC Stock & Delivery

PPC Stock dan Delivery adalah bagian yang melakukan pengendalian keluar masuk barang dari / ke gudang barang jadi. Yang dimaksudkan stock disini adalah persediaan barang jadi. Dalam menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya bagian Stock & Delivery harus secara aktif berinteraksi dengan bagian penjualan, monitoring process, production schedule, dan data processing. Dalam ruang lingkup Stock dan delivery dilakukan pengukuran produktivitas, faktor keterlambatan, dan identifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas delivery.

Deskripsi Kerja PPC Stock & Delivery :
1. Mencatat barang hasil produksi
2. Memverifikasi schedule delivery untuk mengetahui kapan barang tersebut akan diserahkan ke pelanggan.
3. Memperhatikan perimataan delivery dan rekomendasi khusus dari sales terkait, bila ada.
4. Membuat surat permintaan penyerahan barang
5. Menyerahkan barang dan dokumen delivery ke bagian delivery.
6. Menerima surat pengantar Asli, copy ke 1 & 2 yang telah ditandatangani oleh penerima
7. Menerbitkan daily delivery report (DDR) dan meminta legalisasi PPIC Manager selanjutnya menyerahkannya ke bagian penjualan (Asli) sebagai dasar pembuatan faktur dengan dilampirkan surat pengantar yang telah ditandatangani oleh penerima. Copy ke 1 & 2 untuk PPC mananer dan GM.
8. Menerima barang retur dan dokumennya
9. Menghitung Jumlah barang retur dan menghitung konversinya ke bentuk satuan utuh dan roll jumbo.
10. Mencatat barang retur dan alasan pelanggan meretur barang tersebut.
11. Menyerahkan barang retur ke bagian penanganan barang retur untuk ditindaklanjuti
12. Memeriksa kartu persediaan yang dapat divisual secara online di layar komputer.

Prosedur kerja PPC Stock & Delivery :
1. Memverifikasi Rencana delivery yang dientry oleh bagain penjualan
2. Memverifikasi persediaan
3. Membuat surat permintaan delivery yang ditujukan ke gudang jadi dan driver
4. Melegalisasi surat pengantar
5. Laporan Stock dan Delivery
6. Laporan delivery adalah laporan yang bersifat operasional yang berfungsi bagi manajemen untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam rangka merealisasikan permintaan pelanggan, hubungannya dengan proses produksi, serta untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi produktivitas. Karena sifatnya operasional, laporan delivery harus dapat ditampilkan setiap saat dan dapat dibuat sesuai kebutuhan manajemen.

Bentuk-bentuk laporan delivery :
1. Laporan actual delivery periode mingguan dan bulanan yaitu laporan secara historis yang memuat informasi delivery meliputi nama pelanggan, tanggal delivery, identifikasi order, schedule delivery dan Jumlah.
2. Laporan delivery periode tertentu (harian, mingguan, bulan, tahunan) yaitu laporan delivery yang memuat informasi penreahan barang kepada pelanggan pada periode tertentu.
3. Laporan realisasi order berdasarkan schedule delivery periode bulanan, yaitu laporan yang memuat informasi realisasi order untuk schedule delivery bulan tertentu. (Total laporan ini tidak sama dengan total delivery bulan yang sama).
4. Laporan Back Order (Sisa Order yang belum direalisasikan) yang terdiri dari beberapa bentuk yaitu ; Semua, Bulan tertentu, Pelanggan tetentu dan sales tertentu.
5. Laporan posisi persediaan periode harian yaitu laporan yang memuat informasi mengenai jumlah barang yang ada di gudang, Back order dan tanggal update terakhir.
6. Laporan penerimaan barang masuk gudang periode bulanan (finishing), yaitu laporan actual penerimaan barang dari bagian produksi pada periode bulan tertentu.
7. Laporan mutasi persediaan periode bulanan yaitu laporan yang memuat informasi mengenai persediaan awal, total masuk, total keluar, dan saldo persediaan yang ada di gudang.
8. PPC Stock & Delivery mencatat penerimaan retur untuk memasukan kembali barang tersebut kedalam persediaan dan mencatat pengeluaran berdasarkan berita acara penerimaan retur apakah barang tersebut disortir atau diafkir untuk dimusnahkan. (JPS)

PPC Monitoring

PPC monitoring adalah bagian dari fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan yang aktif dalam menjalankan fungsi pengawasan proses produksi yang harus mampu menyajikan fakta secara tepat waktu, sehingga dapat dilakukan tindakan yang diperlukan. Kewajiban admnistratif yang dilaksanakan PPC monitoring adalah memeriksa dokumentasi yang dibuat oleh bagian operasional (Realisasi proses), mengevaluasi kebenarannya (Validasi), mencatat data operasional yang diperlukan dalam perencanaan dan pengendalian dan mendistribusikan informasi ke bagian terkait.

Deskripsi Kerja PPC Monitoring :
1. Memonitoring proses produksi mulai dari awal proses (permintaan material) sampai penyerahan hasil proses ke bagian gudang barang jadi, termasuk jasa produksi yang dikerjakan diluar PT. SMPI.
2. Mengambil keputusan dengan kriteria yang telah ditentukan bahwa suatu Job telah selesai.
3. Membuat laporan secara historis transaksi perpindahan barang dari suatu proses ke proses berikutnya berdasar data evaluasi proses yang dibuat oleh bagian operasional
4. Membuat laporan persedian dalam proses
5. Menganalisa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses produksi (Scrap) dan menghitung besarnya penyimpangan yang terjadi.
6. Membuat laporan realisasi proses, waktu efektif dan laporan evaluasi proses produksi.

Procedure Monitoring Proses produksi :
1. Menerima dokumen evaluasi proses dan realisasi proses dari bagian operasional
2. Mencatat realisasi proses produksi, meliputi jumlah barang yang masuk ke dalam proses tertentu, realisasi proses tententu, waktu efektif dan masalah-masalah yang terjadi dalam proses produksi.
3. Memverifikasi posisi persediaan dalam proses, menelusuri persediaan yang hilang dalam proses tanpa dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan, bila dianggap perlu, dilakukan pemeriksaan fisik
4. Menganalisa proses produksi dan memberikan informasi secepatnya kepada PPC manager mengenai masalah yang terjadi dalam proses produksi.
5. Membuat laporan analisa proses produksi.

Laporan PPC Monitoring

Laporan monitoring adalah laporan yang bersifat operasional yang berfungsi bagi manajemen dalam melakukan pengawasan untuk mengetahui masalah-masalah dan penyimpangan yang terjadi dalam proses produksi, mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi produktivitas dll. Karena sifatnya operasional, laporan monitoring harus dapat ditampilkan setiap saat dan dibuat sesuai kebutuhan manajemen.

Bentuk-Bentuk Laporan Monitoring :
1. Proses Produksi periodik (Period Production Report), yaitu laporan actual proses produksi perioda tertentu harian, mingguan, bulanan, dll. yang memuat informasi meliputi nomor Job, Nama produk, Jumlah yang telah masuk proses, Realisasi, mesin yang digunakan, waktu kerja efektif dan keterangan.
2. Persediaan Dalam Proses (Work In Process), yaitu laporan yang memuat informasi mengenai Jumlah barang hasil proses tertentu yang menunggu proses selanjutnya. Laporan ini harus dapat ditampilkan setiap saat.
3. Laporan Realisasi Produksi, yaitu laporan yang memuat informasi mengenai pelaksanaan proses produksi yang telah dilaksanakan termasuk pengukuran produktivitas yang didasarkan pada data perencanaan yang dibuat dan data monitoring proses produksi.
4. Actual Production Report.
5. Laporan yang memuat informasi secara historis mengenai order produksi tertentu mulai dari awal sampai dengan selesai.
6. Analisa Process, yaitu laporan mengenai proses produksi yang memuat informasi perhitungan melibatkan data bagian gudang material, data proses dan data Stock & Delibery yang menampilkan pengambilan bahan baku dasar dari gudang material, hasil teoritis (secara kalkulasi), Realisasi produksi masing-masing proses, Finishing dan Penyimpangan produksi (Waste)
7. Laporan analisa proses ditampilkan dalam 2 bentuk yaitu laporan perhitungan penyimpangan produksi (waste) order yang sedang dalam proses dan order yang dinyatakan telah selesai pada bulan tertentu. (JPS)

PPC Schedule

(Scheduling) adalah tahap dari perencanaan produksi yang membuat rencana (menjadualkan) kapan proses produksi dilaksanakan. Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam menyusun rencana produksi adalah berproduksi dengan lancar, tepat waktu dan ekonomis, sehingga mampu memenuhi permintaan pelanggan sesuai dengan yang diharapkan. Rencana produksi adalah suatu keputusan yang diambil dan pelaksanaannya akan dilakukan oleh fungsi operasional yang diawasi secara ketat oleh bagian pengendali mutu (Quality Control), namun tingkat keberhasilannya bukan hanya pada tinggkat pelaksanaan tapi sangat ditentukan oleh baik tidaknya susunan rencana produksi itu sendiri. Rencana produksi sangat menentukan efektifitas fungsi yang terkait dalam persiapan, pelaksanaan dan pengendalian.

Rencana produksi yang baik akan membantu fungsi lainnya yang terkait dalam : 1)
1. Mengusahakan supply material yang dibutuhkan, sesuai dengan waktu yang diharapkan.
2. Melakukan pengecekan kualitas material sebelum memasuki proses produksi
3. Memudahkan operator dalam menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan sehingga mampu menekan waktu persiapan (setting time) hingga menjadi minimal.
4. Menghindari terjadinya penumpukan barang dalam proses

Rencana produksi merupakan dasar dari pelaksanaan proses produksi namun harus didukung oleh factor-faktor terkait misalnya rencana delivery yang disepakati oleh bagian penjualan dengan pelanggan harus pula memperhitungkan factor-faktor internal dan external serta informasi yang lengkap. Tanpa informasi yang lengkap atau keterlambatan informasi menimbulkan tingkat kesulitan yang tinggi dalam menyusun rencana produksi, sehingga efektifitas dalam persiapan. pelaksanaan dan pengendalian produksi yang diharapkan sulit untuk dicapai.

Rencana produksi sesungguhnya adalah sebuah jadual yang ketat tetapi tidak kaku. Artinya rencana yang dibuat berdasarkan perhitungan yang matang dengan memperhatikan factor-faktor internal maupun external untuk dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi rencana produksi dapat dirubah sesuai dengan pengaruh faktor linggkungan karena bagaimanapun manager perencanaan tidak akan mampu menghilangkan pengaruh tersebut. Kalau faktor lingkungan yang bersifat internal masih dapat dikendalikan dengan relatif mudah namun tidak demikian dengan faktor lingkungan yang bersifat external. Karena itu penyusunan rencana produksi harus selalu mempertimbangkan kemungkinan terjadinya perubahan serta menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi dan menangani masalah tersebut.

Deskripsi Kerja PPC Schedule

Adapun tugas utama dari PPC Schedule adalah:
1. Membuat rencana produksi
2. Melakukan koordinasi fungsi-fungsi yang terkait dengan proses produksi.
3. Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan proses produksi.

Procedure Pembuatan rencana produksi

Dalam menyusun rencana produksi harus tersedia informasi secara lengkap dan memperhitungkan factor yang mempengaruhi, baik internal maupun external. Rencana produksi dihubungkan secara langsung dengan rencana delivery yang bertujuan agar tidak terjadi penumpukan investasi dalam proses produksi dan persediaan. Dalam menjalankan fungsinya PPC Shedule melaksanakan hal-hal sbb ;

Prosedure scheduling dapat dibagi atas beberapa tahap :

Tahap Verifikasi
1. Memverifikasi confirmation order meliputi jumlah, spesifikasi, urutan proses, tingkat kesulitan proses dan kapan diperlukan
2. Memverifikasi kesiapan peralatan, jika belum tersedia kapan perkiraan dapat disiapkan
3. Memverifikasi persediaan material, jika belum tersedia kapan perkiraan dapat disediakan
4. Memverifikasi kapasitas produksi, dan menentukan tingkat prioritas.

Tahap rancangan :
1. Menyusun informasi yang diperoleh dalam tahap verifikasi dalam tabel master production schedule, sesuai perhitungan tersedianya material dan kesiapan peralatan serta tingkat prioritas.
2. Menyediakan data untuk meeting penyusunan schedule yang dipimpin oleh PPC manager dengan melibatkan semua unsur terkait dengan proses produksi

Tahap pengambilan keputusan :
1. Mengumpulkan rekomendasi penting dari pihak yang berkepentingan.
2. Mengambil keputusan yang selanjutnya disusun menjadi daftar rencana produksi periode mingguan.

Tahap distribusi dan evaluasi :
1. Keputusan yang telah diambil berupa schedule produksi mingguan didistribusikan kepada setiap bagian yang terkait.
2. Mengumpulkan informasi meliputi kesiapan material dan peralatan
3. Mengevaluasi terus-menerus dan melakukan penyesuaian dengan kondisi lingkungan.

Laporan PPC Schedule :

Laporan PPC schedule adalah laporan yang bersifat operasional yang berfungsi bagi manajemen dalam melakukan pengembangan dan perencanaan jangka panjang.

Bentuk-bentuk laporan yang diterbitkan oleh PPC Shedule adalah :
1. (Outstanding Order), adalah order produksi yang sedang menunggu proses produksi.
2. (Bezetting Order), adalah order produksi untuk delivery bulan berjalan. Laporan ini berguna untuk mengetahui berapa jumlah permintaan produksi untuk delivery bulan tersebut.
3. Rencana Vs Realisasi produksi , yaitu laporan perbandingan rencana produksi dengan realisasi proses yang menunjukan sejauhmana rencana produksi yang telah ditetapkan dapat dicapai.
4. Laporan Effisiensi, yaitu laporan mengenai efektifitas masing-masing mesin produksi beserta faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas.

Sumber : Analisa Sistem Informasi Perencanaan Produksi Pada PT Samudra Montaz PI. By. Zulidamel Badri (JPS).

Stuktur Organisasi

Salah satu sarana manajemen yang memungkinkan perusahaan dapat memanfaatkan sumberdaya secara optimum dalam usaha mencapai tujuan adalah struktur organisasi. Struktur organisasi sangat menentukan kelancaran arus informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan dan mempunyai hubungan secara langsung dengan biaya operasi. Struktur organisasi yang tidak tepat, mejadikan organisasi tersebut tidak efektif yang akan menyebabkan biaya operasi menjadi tinggi.

Pengorganisasian tergantung pada banyak faktor, misalnya Jenis perusahaan, jenis produksi, luas, kondisi dan tujuan serta strategi yang ditetapkan pada suatu periode tertentu. Hal demikian membedakan struktur organisasi suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Untuk berhasilnya proses produksi dengan lancar, PT. Samudra montaz telah membentuk organisasi sistem pencanaan produksi dan pengendalian persediaan dalam satu departemen tersendiri yang dipimpin oleh PPC manajer. Hal pokok yang menjadi pokok perhatian perusahaan dalam pengorganisasian struktur organisasi sistem perencanaan dan pengendalian produksi ini adalah kondisi-kondisi yang terdapat pada perusahaan ini secara luas meliputi;

Jenis proses produksi yang dikerjakan oleh PT. Samudra Montaz yaitu proses produksi berdasarkan pesanan pelanggan dengan proses produksi terputus-putus. Setiap saat terdapat kemungkinan adanya produk baru sehingga terdapat beragam macam produk. Jenis proses produksi ini mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi dibanding jenis proses produksi lainnya. Karena itu pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting. Organisasi Sistem Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan harus dapat memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pencatatan dan pengawasan secara tegas.

Pemisahan fungsi ini diharapkan mencegah timbulnya hal-hal yang menghambat kelancaran pelaksanaan proses produksi.

Manajemen sumberdaya, dimana terdapat sumberdaya fisik dan manusia yang terbatas, sehingga perlu dikoordinir sedemikian rupa untuk dapat menangani masalah-masalah yang cukup rumit dengan biaya yang ekonomis.

Alat bantu komputer dan program aplikasi yang dapat menghasilkan informasi dengan cepat dan akurat sesuai dengan tingkat kebutuhan serta diimbangi dengan tingkat kemampuan sumberdaya manusia yang tersedia. Pemilihan teknologi yang seimbang dengan informasi yang dibutuhkan dan kemampuan sumberdaya manusianya sehingga investasi yang ditanamkan tidak menjadi sia-sia. Ketelitian dan kecepatan serta tanggap adalah factor yang sangat diperlukan karena keterlambatan informasi sangat berpengaruh terhadap aktivitas perencanaan produksi. (JPS)